Semarang – Evaluasi dan Koordinasi Satgas Stunting Jawa Tengah di Kabupaten Wonosobo menghasilkan rekomendasi dan kesepakatan bersama untuk terus melakukan percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah. Terlepas tenggat waktu menuju tahun 2024 sudah dekat, dengan Jawa tengah yang masih di angka 20,8 persen, namun semua optimis bahwa angka prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 masih bisa tercapai.
“Dengan adanya satgas di lapangan, alhamdulillah bergerak penurunannya. Tentu harapannya tahun ini bisa mencapai 17,8 persen, sebelum 2024 di angka 14 persen. Kalau itu terjadi, optimis lah bisa mencapai 14 persen tahun 2024,” kata Deputi ADPIN BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., kala memberikan arahan pada kegiatan Evaluasi Satgas Stunting Provinsi Jawa Tengah, di Kabupaten Wonosobo (9-10/11/2023).
Teguh memberikan arahan dan motivasi semangat, bahwa target 14 persen di tahun 2024 bisa dicapai oleh Jawa Tengah. Ia juga mengajak untuk saling berkolaborasi, baik itu antar Satgas Stunting di Kabupaten Kota, maupun bersama Tim Penyuluh Keluarga dan mitra kerja.
“Saya harap betul antara Satgas dan Tim Pendamping Keluarga bisa berkolaborasi. Tugas panjenengan adalah bisa bagaimana menganalisis kondisi, sampai bisa mengambil sikap kenapa Kabupaten Kota terjadi stunting tinggi, sampai kemudian memberi alternatif solusi,” papar teguh.
Moment evaluasi satgas stunting Jawa Tengah di penghujung tahun 2023 ini, bukan menjadi titik akhir dari perjalanan di tahun 2023. Masih ada waktu untuk terus menekan stunting sampai tidak ada lagi stunting baru, begitupun penanganan stunting yang sudah terjadi.
2 hari melakukan evaluasi penanganan stunting diharapkan mampu memberikan ide segar untuk apa yang seharusnya kedepan bisa dilakukan, ataupun yang menjadi bahan belajar dari yang sudah dilaksanakan. Salah satunya, Teguh berpesan agar kedepannya intervensi stunting bisa lebih spesifik kepada sasaran tertentu.
“Harus bisa menegaskan betul siapa yang akan di intervensi. Catin, bumil, busui, siapa sasaran kunci harus ditegaskan. Unmetneed juga termasuk yang harus dikawal. Karena unmetneed ini menjadi beresiko, karena pengasuhan bisa jadi tak optimal, dan seterusnya,” jelas Teguh kepada seluruh peserta yang terdiri dari Tim Satgas Stunting dari 35 Kabupaten Kota se Jawa Tengah.
Lebih lanjut Deputi ADPIN BKKBN ini mengingatkan untuk terus mempromosikan KB. Karena dengan ber-KB maka jarak kehamilan bisa teratur, sehingga resiko-resiko yang disebabkan oleh terlalu dekat jarak kehamilan, terlalu banyak anak, ataupun terlalu muda dan tua, bisa lebih tertanggulangi.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih dalam arahanya berpesan agar performa Satgas Stunting di Jawa Tengah bisa tetap stabil dan terus aktif melakukan percepatan penurunan stunting. Disamping itu ia juga mengapresiasi kinerja dari tim satgas selama satu tahun ini.
“Bapak ibu PLKB dan TA Kabupaten bahwa ini sudah bulan November dan beberapa hari lagi sudah bulan Desember tentu kami berharap semangat dari bapak ibu dalam bekerja dan memfasilitasi upaya percepatan penurunan stunting terus di pertahankan dan ditingkatkan,” kata Eka.
Evaluasi Satgas Stunting Provinsi Jawa Tengah ini bertujuan menjaga konsistensi kinerja satgas stunting, menelaah ketercapaian target kegiatan dari satgas stunting, serta sebagai media pengembangan peningkatan kapasitas satgas stunting dari 35 Kabupaten Kota di Jawa Tengah.
Semoga stunting di Jawa Tengah bisa terus ditekan hingga tidak ada lagi stunting, dan akhirnya Jawa Tengah bisa menyumbang pemuda pemudi aktif yang kelak akan memberikan peran perubahan pada generasi emas Indonesia di tahun 2045.
Penulis ; dadang.