KKI Jateng Siap Bersinergi Program Bangga Kencana

Semarang – Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Jateng Dr. Ir. Retno Setyowati Gito, MS menegaskan, Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), harus didukung penuh oleh kita bersama dari KKI Jawa Tengah dan KKI Kabupaten/Kota termasuk Mitra Kerjanya. ” KKI Provinsi Jateng beserta KKI Kab/Kota siap sukseskan program bangga kencana,” tuturnya.

Lanjut Retno, KKI sebagai mitra Pemerintah yang anggotanya dari berbagai stakeholders wajib merespon sukseskan program Bangga Kencana. Indonesia secara kuantitas penduduknya menempati rangking ke-4 (27,8 juta orang). Tentunya bisa jadi modal dasar pembangunan, namun secara kualitas Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati urutan medium yakni 113 dari 188 negara score 0,689.

” Sebagai mitra pemerintah, maka KKI bersinergi fokus program Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), penurunan dan pencegahan stunting,” tambahnya saat memberikan paparan pada pertemuan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklat) Jurnalistik Warga yang diselenggarakan Komisi Humas KKI Jawa Tengah dengan kerjasama Perwakilan BKKBN Jateng-Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) – Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNSOED Purwokerto. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan KKI Jawa Tengah, KKI Kabupaten/Kota, dan Perguruaan Tinggi se Jateng (30 – 31 Januari 2024 secara online)

Program Bangga Kencana bukan semata-mata pengaturan dan pembatasan kelahiran anak, namun lebih bagaimana membangun keluarga secara utuh dalam berbagai dimensi. Oleh karenanya perlu keterlibatan dari berbagai eleman institusi pemerintah, NGO, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat.

Pada intinya tugas utama KKI adalah berkontribusi pada pemerintah dan pemerintah daerah dalam pembangunan kependudukan melalui advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sebagai lumbung pikir dari hasil-hasil penelitian, seminar, workshop dll.

Dalam dialog bersama Kepala Perwakilan BKKBN Jateng Eka Sulistia Ediningsih dan Ketua KKI Jawa Tengah, PPMN Jakarta, Mamik salah satu peserta mempertanyakan, “Bagaimana dengan perubahan fenomena masif masyarakat barat dengan konsep Childfree. Akankah merembet ke Indonesia ditinjau dari cultur.?” Kemudian dijawab Eka, “Kalau pun terjadi jumlahnya sangat kecil, mengingat kultur peradaban bangsa Indonesia, harta yang ditanyakan ketika jumpa family diantaranya status keluarga dan anak, saya kira tidak perlu dikhawatirkan terjadi penurunan jumlah penduduk di tahun 2045 karena chidfree tidak sesuai budaya kita.” pungkasnya.
(ms.30-1-2024)

Share the Post:

Berita Terbaru