Mengenal Jurnalis Warga Kependudukan Jawa Tengah

Jurnalis Warga disingkat dengan JW dalam bahasa Inggrisnya adalah Citizen Jurnalism dimana Sebuah partisipasi aktif dari warga untuk melakukan kerja-kerja publikasi atas kejadian yang terjadi dilingkungan sekitarnya, dari mulai pengumpulan data, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi kejadian yang terjadi dan berani untuk dipublikasikan dalam sebuah berita maka dia adalah seorang warga sebagai pewarta da istilah inilah yang kemudian dikenal di Indonesia dengan nama Jurnalis Warga.

Jurnalis Warga menganggap bahwa warga bisa menjadi pewarta apabila warga ini dilatih ilmu jurnalistik sesuai kode etik jurnalistik. Warga bisa jadi sebagai konsumen media, mereka juga bisa menjadi pewarta yang berkontribusi sharing informasi terkini kepada insan media. JW juga bisa melakukan proses pengawasan, mengoreksi, menanggapi, dan melakukan tindakan kerja-kerja kejurnalistikan untuk upaya perubahan ke arah yang lebih baik bagi kemajuan daerahnya.

Kalau kita melihat warga dalam menginformasikan kejadian melalui media sosial, sejatinya dia sudah melakukan sebagian tugas sebagai jurnalis warga, hanya saja karena mereka tidak dibekali dengan ilmu jurnalistik maka informasi yang disampaikan terkadang belum memuat unsur 5W+1H atau dikenal dengan istilah berita berimbang. Kegiatan warga yang biasanya menjalankan tugas-tugas jurnalistik seperti membuat berita dan memuat dalam media baik media cetak, media elektronik, radio ataupun TV, serta berita online yang dibuat melalui edit gambar, video, memasukan informasi detail ke website blogspot, wordpress, facebook, twitter itu berarti mereka sudah melaksanakan sebagain tugas JW. Hanya saja warga fakta yang terjadi sekarang ini, saat mereka menjalankan tugas jurnalistik tersebut, belum mendapatkan perlindungan hukum, sehingga ketika mereka mengupload berita, jurnalis warga tidak mendapatkan perlindungan hukum.

Pendapat Pakar terkait Jurnalis Warga
Mengutip publikasi kompas.com pengertian dari Jurnalisme Warga yang dilangsir dari situs Encyclopaedia Britannica, jurnalisme warga adalah kegiatan atau praktik jurnalisme, dilakukan oleh orang-orang yang bukan jurnalis profesional. Praktik jurnalisme yang dimaksud meliputi kegiatan pencarian, pengumpulan, dan penyusunan fakta menjadi informasi atau berita, dengan gaya penulisan dan penyampaiannya sendiri. Berbeda dengan praktik jurnalisme lainnya, media yang digunakan dalam jurnalisme warga biasanya berupa web, blog, atau media sosial yang sengaja dirancang oleh individu atau kelompok.

Dikutip dari buku Public Service (Tinjauan Teoretis dan Isu-isu Strategis Pelayanan Publik) (2018) karya M. Chazienul Ulum, citizen journalism melibatkan warga dalam mengabarkan atau melaporkan suatu peristiwa.

Bekal Jurnalis Warga dalam Publikasi Berita 
Pertama : Isi berita harus obyektif artinya tidak memihak, selaras dengan kenyataan. Jangan sampai berita yang diproduksi oleh jurnalis warga fokus kepada apa yang menjadi aspirasi penulis tanpa menganalisis sudut pandang, sehingga terkadang bisa menjadi perdebatan atau perselisihan dalam masyarakat yang menjadi pembaca berita tersebut.

Kedua, berita harus menjawab kebutuhan pembaca, ini dikandung maksud agar mereka yang membaca berita yang disebarkan, terjadi perubahan dalam sikap, perilaku maupun pendapat positif dan tentu membuat berita berkualitas.

Ketiga, dalam proses kerja jurnalis warga harus check and recheck, walaupun Jurnalis Warga bukanlah profesi yang profesional namun etika untuk menjaga isi berita haruslah tetap jadi guideline, berita harus berimbang, selaras dan berkualitas.

Keempat, seorang jurnalis warga harus bijak dan beretika, terutama saat melakukan pemberitaan terhadap isu sensitif, seperti isu kekerasan seksual, kekerasan verbal, dan non verbal, termasuk saat itu SARA suku agama, ras dan antar golongan. Perlu kewaspadaan kita untuk mendalaminya sebelum proses mengutip maupun menyebarkan ulang.

Kelima, karena berita yang dipublikasikan harus dipertanggungjawabkan, maka Jurnalis warga wajib mencantumkan nama jelas sebagai penulis berita, termasuk saat mengutip berita ya harus mencantumkan sumber kutipannya, link berita aslinya.

Saat warga bisa belajar menjadi seorang jurnalis warga, maka dia tidak akan mudah menyebar berita bohong atau hoax dalam sebuah grup di media sosial, ke keluarga, teman ataupun koleganya sendiri, karena mereka sudah dibekali dengan ilmu kejurnalistikan.

Lima Bentuk Aktivitas Jurnalis Warga

Dalam buku Journalism Today (2019) karya Andi Fachruddin, menurut Barlow, ada lima bentuk aktivitas jurnalisme warga (citizen journalism), yakni:

Adanya partisipasi audiens, berupa penulisan dan pengunggahan tanggapan yang dilampirkan untuk mengomentari berita, blog pribadi, foto, atau video yang diambil dari kamera gadget, atau berita lokal yang ditulis pengguna komunitas.

Berita independen dan informasinya ditulis dalam situs web. Jurnalisme warga menghasilkan informasi atau berita yang sifatnya independen, yang kemudian ditulis dalam situs web.

Partisipasi di berita situs, berupa komentar pembaca atas sebuah berita yang diunggah atau disiarkan media tertentu.

Tulisan ringan, seperti dalam milis, dan email. Bentuk jurnalisme warga ini berarti berita atau informasi yang disampaikan merupakan tulisan ringan.

Situs pemancar pribadi, artinya menggunakan video situs pemancar dalam menyebarkan informasi.

Inisiasi JW Kependudukan Jawa Tengah 

Koalisi Kependudukan Jawa Tengah menginisiasi dalam program kerjanya untuk membuat inovasi dengan terbentuknya JW Kependudukan Jawa Tengah, dimana Pengurus Koalisi Kependudukan Kab/Kota akan mengirimkan 5 orang perwakilannya menjadi JW Kependudukan.

Perwakilan dari masing-masing Koalisi Kependudukan 35 Kab/Kota akan diminta melengkapi identitas sesuai KTP,  Pekerjaan, dan alamat tinggal sekarang disertai dengan kesanggupan untuk mengikuti pelatihan Jurnalistik dasar agar dalam pemberitaan nantinya menghasilkan berita yang berimbang, selaras dan berkualitas. Hanya saja tematik yang akan dipublikasikan lebih diprioritaskan pada persoalan Isu Kependudukan dan Pembangunan di daerahnya. Mereka akan mengirimkan berita melalui portal www. kkijateng.or.id dan status JW Kependudukan ini adalah Kontributor di daerah masing-masing. Saat kerja-kerja JW berhasil, nantinya akan direkomendasikan sebagai kontributor berita dilembaga yang direkomendasikan oleh KKI Jawa Tengah.   Inisiasi munculnya Jurnalis Warga Kependudukan Jawa Tengah untuk mempublikasikan kinerja dari Pemerintah Kab/kota dalam persoalan Kependudukan dan Pembangunan.  JW Kependudukan Jawa Tengah dibawah Kewenangan Bidang Humas dan KIE KKI Jawa Tengah.

Referensi Pustaka : 

Gillmor, Dan. (2004). We the Media: Grassroots Journalism By the People For the People, United States of America: O’Reilly Media, Inc

Jurrat’, Nadine. (2011). Mapping Digital Media: Citizen Journalism and the Internet. Cambridge: Open Society Foundations.

Kovach, Bill & Tom Rosentiel. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Yayasan Pantau

Kuswarno, Engkus. (2009). Metode Penelitian Komunikasi: Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran

Safa Anggraeni, Dinar. (2016). Aktivasi Keterlibatan Publik Dalam Program Berita ‘Net 10’. Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor

Sutton, Shaun. (2006). The’My’ in OhMyNews: A Uses and Gratifications Investigation Into the Motivations of Citizen Journalists in South Korea. University of Leeds United Kingdom

Nugraha, Pepih. (2012). Citizen Journalism Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Yudhapramesti, Pandan. (2007). Citizen Journalism (CJ) Sebagai Media Pemberdayaan Warga. Majalah Observasi. Vol 5. No. 1, pp. 33-45

http://netcj.co.id/ diakses pada Rabu, 4 Oktober 2017

https://www.theguardian.com/media/2010/oct/11/andrew-marr-bloggers (diakses pada Rabu, 21 Maret 2018)

Nazmudin, Acep. “NET CJ Tembus 90000 Member”. 4 Oktober 2017, pukul 23:00. http://wartakota.tribunnews.com/2016/02/26/net-cj-tembus-90000-member

Steve Outing, “The 11 Layers of Citizen Journalism,” PoynterOnline, June 15 2005, www.poynter.org/11layer

 

Penulis : Bahrul Ulum, SE. M.Si ( Humas KKI Provinsi Jawa Tengah)

Share the Post:

Berita Terbaru