Mengenal OCSEA dan Problematika di Masyarakat

Penulis : Aziz Amimudin, S.Kom

Kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak di ranah daring, atau yang dikenal sebagai Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA), menjadi ancaman serius dalam era digital saat ini. Fenomena ini menggambarkan penyalahgunaan teknologi untuk memanipulasi, mengeksploitasi, dan merugikan anak-anak secara seksual.

Berikut adalah beberapa problematika yang terkait dengan OCSEA :

Ketidakamanan dalam Ruang Daring.

Ruang daring yang relatif tidak aman bagi anak – anak, anak rentan  terhadap eksploitasi ketika berada dalam ruang daring tanpa pengawasan yang memadai. Tidak bisa dipungkiri bahwa  keberadaan predator online yang mencari mangsa di berbagai platform sosial dan aplikasi chat meningkatkan risiko kekerasan seksual pada anak.

Anonimitas dan Kesulitan Identifikasi.

Seringkali kita kesusahan dalam mengidentifikasi pelaku, karena pelaku OCSEA dapat menyembunyikan identitas mereka dengan mudah, menyulitkan tindakan penegakan hukum dan perlindungan terhadap korban. Anonimitas ini memicu peningkatan jumlah kasus dan sulitnya melacak dan menindak para pelaku.

Taktik Manipulatif dan Pemerasan.

Pelaku sering menggunakan taktik manipulatif, seperti grooming, untuk mendapatkan kepercayaan anak-anak sebelum melakukan eksploitasi. Pemerasan dengan ancaman berbagi konten yang memalukan atau merugikan korban juga menjadi permasalahan serius.

Keterlibatan Anak dalam Produksi Konten Seksual.

Beberapa kasus melibatkan anak-anak dalam produksi konten seksual yang kemudian disebarluaskan secara daring. Hal ini tidak hanya merugikan secara fisik dan psikologis, tetapi juga menciptakan jejak digital yang dapat membayangi masa depan korban.

Perlindungan dan Kesadaran.

Tantangan dalam memberikan perlindungan yang efektif terhadap anak-anak di dunia maya membutuhkan kerjasama antara keluarga, pemerintah, dan platform daring. Pendidikan dan kesadaran yang lebih baik tentang risiko OCSEA penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan.

Kolaborasi Internasional.

OCSEA tidak mengenal batas negara, sehingga diperlukan kerjasama internasional dalam pertukaran informasi dan penindakan hukum terhadap pelaku. Penanganan masalah ini memerlukan upaya bersama dari komunitas global untuk menciptakan lingkungan online yang lebih aman.

Melibatkan berbagai pihak, mulai dari keluarga, pemerintah, hingga penyedia platform daring, adalah kunci untuk mengatasi dan mencegah OCSEA. Hanya dengan kerjasama lintas sektor, kita dapat menciptakan ruang daring yang aman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang tanpa risiko eksploitasi seksual.

Penulis : Aziz Amin ( JW Kependudukan KKI Jateng ), Ketua Umum Yayasan Berdaya Indonesia, Trainer dan Profesional Hipnoterapis di MPC Indonesia

Share the Post:

Berita Terbaru